Daftar Blog Saya

Sabtu, 16 Januari 2010

PENEMUAN DIRI (SELF INVENTION)

PENEMUAN DIRI (SELF INVENTION)

Oleh:
Yohanes G. Bulu


Konsep diri (Self concept)

Penemuan diri (self invention) adalah menyangkut konsep diri yang berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan, perasaan, serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang diri. Setiap orang akan membandingkan, merespon dan mempresepsi serta bentuk perilaku sesuai dengan konsep dirinya. Di dalam kepercayaan diri dan keyakinan diri terdapat penemuan diri. Penemuan diri tidak hanya terjadi sejak lahir yang secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu. Akan tetapi penemuan diri juga terjadi melalui interaksi, komunikasi dan belajar pengalaman orang lain. Dalam proses ini akan terbentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu, seperti misalnya belajar mengenai penerapan inovasi teknologi.

Menurut Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terkait dengan persepsi individu, kemampuan, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai dan norma, pengalaman dan tujuan yang ingin dicapai.

Penemuan diri (self invention) yang kemudian menjadi konsep diri (self consept) merupakan suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang dikenali sebagi individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas tersebut membuat seseorang berkembang melalui interaksi dan menjalin komunikasi dengan orang lain. Pengalaman dalam kehidupan dari melakukan sesuatu yang bermanfaat akan membentuk kepribadian seseorang.

Penemuan diri Melalui Sekolah Lapang (SLP) Pertanian

Dalam sistem sosial, seseorang atau petani cenderung sebagai elemen yang dibuat bergantung sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan di luar dirinya (Bunch, 1991). Jika kita amati gerakan Revolusi Hijau merupakan suatu bentuk kegiatan yang membuat petani bergantung pada kekuatan luar. Pilihan-pilihan petani sebagaian besar ditentukan oleh pihak-pihak di luar dirinya.

Penemuan diri melalui Sekolah lapang (SL) adalah suatu bentuk pembelajaran mendiri dengan menggunakan segala kemampuan pikiran individu untuk mengamati obyek inovasi, menganalisis masalah yang terjadi, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyimpulkan serta melakukan rencana tindak lanjut. SL tersebut tidak sekedar mengatasi masalah tertentu dalam pengelolaan usaha tani, namun memiliki pengertian lebih luas, yaitu melalui penggunaan pendekatan integral dalam memcahkan masalah dengan melihat pertanian sebagai suatu sistem yang terpadu atau salin terkait dengan bidang-bidang lainnya.

Belajar melalui SL berawal dari kegiatan yang memberikan pengalaman, mengamati, mengungkapkan masalah, menganalisis masalah yang terjadi, dan menyimpulkan hasil kegiatan belajar. Metode belajar SL sebagai bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan penyuluhan melalui penggunaan metode konvensional akan membawa kemandirian bagi petani dalam penemuan dirinya sebagai individu yang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, termasuk kemampuan dalam menghasilkan teknologi dan memodifikasi teknologi-teknologi yang dinilai kurang sesuia dengan kemampuan dirinya.

Pembelajaran melalui SL dalam suatu kelompok tani akan membentuk interaksi, komunikasi dan kerjasama antar individu, saling mengenali diri, saling memahami, melakukan analisis secara bersama-sama, dan berdiskusi. Dinamisasi kegiatan SL dalam kelompok tani akan menumbuhkan solidaritas (kekompakan), dinamis, saling mendukung, saling berbagi pengalaman sehinga pada akhirnya akan melahirkan ikatan sosial dan kedekatan sosial.

Belajar mandiri melalui SL akan membawa perubahan-perubahan terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan dan motivasi dalam mengadopsi inovasi pertanian. Peningkatan adopsi inovasi sebagai dampak dari belajar mandiri melalui SL tersebut merupakan suatu bentuk perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh proses penemuan diri melalui belajar dari pengalaman. Hal ini terjadi bahwa melalui SL tersebut, maka pola pikir, sikap petan terhadap inovasi, dan tindakan dalam menerapkan inovasi merupakan ukuran-ukuran kualitatif dimana petani telah sadar dan berpikir kritis terhadap apa yang meraka lakukan sebelumnya.

Penerapan teknologi PTT yang lebih berorientasi organik misalnya akan dapat menggrerakan semua sistem dalam suatu jaringan-jaringan, memberikan keuntungan, serta dapat meningkatkan posisi tawar petani karena dapat menjual hasi dengan harga yang lebih tinggi.

Penutup

Sekolah lapang merupakan suatu media penemuan diri bagi petani terutama yang berkaitan dengan penerapan inovasi teknologi pertanian. Melalui Sekolah Lapang telah membawah suatu perubahan kesadaran dalam diri petani, yaitu kesadaran akan kemampuan menganalisis masalah yang terjadi, memcahkan masalah, mengevaluasi dan meyimpulkan hasil yang dicapai. Kesadran tersebut akan melahirakan kreativitas dan kemamuan yang kuat untuk menerapkan inovasi yang bersangkutan. Penemuan petani melalui pengalaman empiris dalam SL akan memberikan efek positif yaitu terjadinya perubahan sikap dan perilaku. Perubahan perilaku diartikan sebagai tindakan petani untuk menerapakan inovasi karena kepercayaan diri (self trust) dan keyakinan diri (self efficacy) yang kuat bahwa apa yang meraka katakan dan lakukan dapat berhasil.